
Novel ini berkisahkan tentang seorang pensiunan dokter Angkatan Darat yang bertemu dengan seorang konsultan detektif. Tokoh-tokoh novel ini diantaranya adalah Dr. John Watson dan Sherlock Holmes sebagai pemeran utama, Stamford sebagai teman dokter Watson, Lestrade dan Gregson sebagai detektif, Enoch J. Drebber dan Joseph Stangerson sebagai korban pembunuhan misterius, dan Jefferson Hope sebagai Tersangka pembunuhan tersebut. Berikut sinopsisnya.
Dr. Watson adalah seorang pensiunan dokter militer. Sekarang ia sudah dibebas tugaskan karena saat berada di medan perang Afghanistan, bahunya tertembak dan dibawa oleh tim penyelamat ke rumah sakit militer di Peshawar (dekat perbatasan Afghanistan dan Pakistan). Disana kondisinya membaik, tetapi, beberapa waktu kemudian ia malah terkena demam tifus yang membuat kondisinya makin parah. Setelah sembuh ia begitu lemah dan kurus. Karena kondisi kesehatannya yang buruk, akhirnya dia diberikan liburan selama sembilan bulan agar kondisinya bisa pulih. Dr. Watson dipulangkan ke Inggris, dan dia memilih berada di kota London, Namun ia tidak mempunyai saudara ataupun kerabat disana. Awalnya dia hidup cukup mewah, tetapi mengingat kondisi keuangannya yang memburuk, ia memutuskan untuk mengubah gaya hidupnya dan ingin tinggal di pedesaan.
Setelah itu ia pergi dari kehidupan mewah nya itu dan pergi ke sebuah bar. Disana ia bertemu dengan Stamford, mantan asisten dokternya, tanpa sengaja. Dr. Watson pun mengobrol dan menceritakan apa yang terjadi padanya.
Awal mula pertemuan Watson dengan Holmes, dikejutkan dengan pengetahuan Holmes akan banyak hal. Nyentrik. Jenius. Tapi lemah pula dalam banyak hal, terutama tentang hal-hal yang menurut Holmes tidak penting untuk disimpan di memorinya, misalnya tentang sastra dan filsafat. Gaya bicara Holmes juga sombong. Tapi minatnya akan permainan biola sangat tinggi. Walau begitu Watson tetap memutuskan untuk bersedia tinggal dengan Holmes di Baker Street No. 221B.
Awalnya Watson berpikir bahwa, seperti dirinya, Holmes tidak memiliki teman. Namun, nyatanya belakangan ini ada banyak orang datang ke apartemen mereka. Orang-orang tersebut adalah klien Holmes. Tidak lama berselang akhirnya Holmes mengakui apa pekerjaannya sebenarnya, yaitu seorang detektif konsultan, tempat dimana para detektif pemerintah maupun swasta melakukan konsultasi tentang kasus yang mereka tangani tapi belum dapat mereka pecahkan.
Suatu ketika Holmes mendapatkan surat dari Tobias Gregson, seorang detektif kepolisian. Di dalam surat itu, dia meminta pendapat kepada Holmes tentang sebuah kasus aneh yang sedang ditanganinya. Gregson sedang menyelidiki kejadian ditemukannya mayat seorang laki-laki yang di dalam saku pakaiannya ditemukan kartu nama bertuliskan “Enoch, J. Drebber, Claveland, Ohio, AS”. Tidak ada perampokan, tidak ada luka pada tubuh korban, tapi ditemukan jejak darah di ruangannya. Sebuah kata “RACHE” ditulis di dinding dengan darah dan ditemukan cincin saat korban hendak di bawa ke rumah sakit untuk di otopsi.
Holmes dan Watson lalu meninggalkan TKP. Mereka lalu menuju ke rumah John Rance, polisi yang bertugas pada saat kejadian. Ia mengatakan pada saat sekitar terjadinya pembunuhan, ia bertemu dengan seorang yang sedang mabuk. Holmes meyakini bahwa orang mabuk itulah pelakunya. Ia pura-pura mabuk agar tak dicurigai.
Lalu Holmes berpikir kasus ini ada hubungannya dengan cincin yang di temukan Holmes di tubuh korban saat hendak dibawa ke rumah sakit. Lalu Holmes memasang iklan di koran tentang ditemukannya sebuah cincin yang hilang. Kemudian seseorang datang ke Baker Street dan meminta cincin itu kembali. Holmes lalu mengembalikannya dan mengikuti orang itu. Ia naik sebuah kereta kuda. Holmes mengikutinya dengan naik di belakang kereta. Tapi setelah sampai di tujuan orang tersebut menghilang. Lalu Holmes kembali ke apartemennya dengan wajah muram dan kecewa.
Keesokan harinya kasus tersebut bertambah rumit dengan datangnya Lestrade membawa berita tentang terbunuhnya Joseph Stangerson. Tapi bagi Holmes ini merupakan sebuah petunjuk yang mungkin dapat memecahkan misteri pada kasus ini. Holmes juga telah menduganya. Di sana ditemukan pula dua buah pil yang mirip. Setelah dicoba pada seekor anjing satu pil ternyata berisi racun dan satunya tidak.
Dia telah melakukan pencarian dengan bantuan anak-anak jalanan London. Mereka datang ke 221B Baker Street dan memanggil sebuah kereta bersama kusirnya. Tentu saja Gregson dan Lestrade heran dan mengira Holmes malah akan kabur. Tetapi ternyata, kusir tersebutlah pelakunya. Kusir tersebut bernama Jefferson Hope.
Dan pada akhirnya Jefferson Hope ditangkap dan akan diadili oleh pihak kehakiman seminggu kemudian. Lalu Holmes bertanya kepada Jefferson mengapa ia membunuh Drebber dan Stangerson. Setelah itu ia menjawab dan ternyata ia mempunyai dendam kepada dua orang tersebut selama dua puluh tahun. Setelah ia ditangkap pada malamnya, di pagi harinya ia ditemukan tewas di sel nya karena ia mengidap penyakit Aneurisma aorta.Yaitu palebaran aorta yang berpotensi menyebabkan pecahnya pembuluh aorta. Ia ditemukan tewas dengan ekspresi bahagia karena telah memenuhi dendam nya selama dua puluh tahun.