Kotonoha no Miwa/The Garden of Words (2013)

Film ini menceritakan tentang seorang pemuda yang jatuh cinta pada wanita yang umurnya berbeda 13 tahun darinya. Akizuki takao adalah seorang pelajar berusia 15 tahun yang sering membolos selama jam pertama di saat hujan. Saat bulan juni dia bertemu seorang wanita di sebuah taman bernama Yukino yukari yang berusia 27 tahun, entah kenapa sosoknya tidak terasa asing bagi Takao. Dia pun bertanya apakah dia pernah bertemu dengannya sebelumnya, namun Yukino menjawab tidak. Setelah mengamati Takao sesaat, Yukino pergi dan mengatakan sebuah Tanka kepada Takao yang berbunyi :

“Narukami no sukoshi toyomite sashi kumori” 

Sambaran petir yang sayu di kala langit mendung

“Ame mo furanu ka kimi wo todomemu” 

Ketika hujan turun, akankah kau tetap disini menemaniku?


Takao pun hanya terdiam karena tak mengerti Tanka yang dikatakan Yukino.

Sesampainya di rumah, Takao menanyakan maksud dari Tanka yang dikatakan Yukino kepada kakaknya namun dia juga tidak tau. Keesokan harinya hujan tak turun, akhirnya Takao pun tak jadi membolos. Namun keesokan harinya lagi hujan pun turun dan dia merasa senang sekali, mereka berdua pun dapat bertemu lagi dan begitu pula seterusnya, selama hujan turun di pagi hari mereka sering bertemu di taman dan menjadi dekat.

Takao sering berbagi bekal dengan Yukino karena dia khawatir dengan kebiasaan Yukino yang mirip ibunya yang kabur dari rumah yaitu sering meminum bir. Takao bercita cita menjadi pengrajin sepatu saat dewasa nanti, dia membicarakan hal ini hanya kepada Yukino. Takao selalu berdoa agar hujan selalu turun di pagi hari agar dia dapat bertemu Yukino.
Yukino sering menceritakan Takao kepada mantannya yang kini sudah bersama dengan orang lain, namun dia berbohong dan menceritakan Takao sebagai seorang nenek yang sering memberinya bekal di taman. Keesokan harinya Yukino memberikan sebuah buku tentang cara membuat sepatu yang lumayan mahal kepada Takao sebagai ucapan terima kasihnya atas bekal yang sering dia berikan. 

Takao juga sedang mengerjakan sebuah sepatu wanita yang belum diputuskan untuk siapa, akhirnya dia putuskan membuatnya untuk Yukino dan mengukur kakinya. Yukino bercerita bahwa ia kesulitan berjalan dalam pekerjaan maupun hidupnya, ada banyak hal yang tidak Takao ketahui tentang Yukino, baik umurnya, pekerjaannya, masalah yang dia hadapi bahkan namanya. Namun Takao tak peduli akan semua itu karena ia telah terpesona padanya.
Musim hujan pun berakhir dan hari hari cerah terus berlanjut, Yukino lega karena Takao tak membolos lagi tapi sebenarnya dia merasa kesepian dan tak ingin musim hujan berakhir. Takao tak punya alasan lagi untuk dapat kembali ke taman itu hingga tak terasa liburan musim panas pun tiba di bulan agustus. Takao menghabiskan liburnya dengan bekerja sambilan untuk menambah biaya untuk kuliah nanti dan untuk membeli barang barang untuk membuat sepatu. Yukino masih tetap mengunjungi taman itu sambil menunggu kedatangan Takao hingga bulan september tiba.
Saat sedang mengobrol dengan temannya di koridor tak sengaja Takao berpapasan dengan seorang wanita yang tidak asing lagi baginya, Yukino ternyata adalah seorang guru sastra jepang klasik di sekolahnya yang terpaksa tidak masuk sekolah lantaran terus di tindas oleh siswi kelas tiga yang pacarnya menyukai Yukino dan membuatnya merasa tak nyaman. Setelah mengetahui kebenaran tersebut, saat pulang sekolah Takao mendatangi siswi yang bermasalah dengan Yukino dan menampar wajahnya, sontak teman yang berada di dekat siswi tersebut menghajar Takao hingga babak belur.
Keesokan harinya, Takao yang babak belur mengunjungi taman dan bertemu dengan Yukino yang terkejut melihatnya terluka, dia menjawab Tanka yang waktu itu Yukino ucapkan padanya :

 “Narukami no sukoshi toyomite ame mo furazu tomo” 

Sambaran petir yang sayu meskipun hujan tidak turun

”Ware wa tomaramu imoshi todomeba”

Aku tetap disini menemani dirimu

Yukino mengira Takao tahu jika dia seorang guru di sekolahnya, karena itu dia tak pernah menceritakannya. Yukino menanyakan kenapa ia terluka, namun Takao menjawab bahwa ia meniru kebiasaan Yukino yang gemar minum bir dan terpeleset dari kereta di jalur Yamanote. Yukino tentu saja terkejut dengan candaan Takao, dan akhirnya Takao mengatakan bahwa ia habis berkelahi. Tiba tiba petir pun menyambar dan hujan pun turun dengan amat deras, mereka pun kehujanan dan tak ada pilihan lain selain berteduh di rumah Yukino.
Takao dan Yukino menghabiskan waktu dengan mengobrol sambil menunggu hujan reda, mereka merasa bahwa itu adalah saat saat yang paling membahagiakan dalam hidup mereka. Akhirnya Takao menyatakan perasaannya pada Yukino, namun Yukino tak membalasnya langsung dan berkata bahwa seminggu lagi ia akan pindah ke kampung halamannya di Shikoku. Takao yang patah hati pun berpamitan pulang pada Yukino, setelah mengucapkan terima kasih dia pun pergi. Yukino yang tak bisa mencegahnya pergi pun mulai menangis karena teringat semua kenangan di taman itu.
Akhirnya dia pun berdiri dan mengejar Takao hingga terpeleset di tangga, Takao mengatakan pada Yukino untuk melupakan apa yang di ucapkannya tadi dan bilang bahwa sebenarnya ia benci Yukino yang selalu mendengar ceritanya namun tak pernah menceritakan kehidupannya sendiri. Yukino tau bahwa Takao adalah muridnya, dan Takao merasa itu sangat tidak adil. Dia menganggap Yukino hanya mempermainkan dirinya seperti anak kecil yang tak bisa diharapkan dan tidak layak mengagumi seseorang. 

Takao menganggap bahwa ia selalu mengganggu Yukino dan anak seperti dirinya seharusnya pergi ke sekolah, karena sikapnya yang tak pernah mengatakan hal yang penting dan tak mau ikut campur urusan orang lain Yukino terus hidup sendirian. Setelah mendengar Takao mengucapkan itu semua, ia pun segera menghampiri Takao dan memeluknya sambil menangis. Setiap pagi Yukino selalu berusaha untuk datang ke sekolah tapi dia takut dan akhirnya pergi ke taman, namun di sana ia bertemu dengan Takao yang menyelamatkannya dari semua itu.
Musim panas berakhir dan musim dingin pun tiba, Takao bersekolah seperti biasa dan bekerja sambil membuat sepatu. Ibunya yang kabur pun kembali kerumah, ia penasaran dengan apa yang dilakukan Yukino saat ini. Takao pergi menuju taman itu dan sesampainya di sana ia membaca surat dari Yukino dan meletakkan sepatu yang ia buat untuk Yukino diatas sebuah bangku. 

Sementara itu di tempat lain, Yukino yang tengah mengajar di tempat yang lain memandangi langit dari jendela kelasnya. Takao pun harus terus berjalan, saat ia sudah bisa berjalan sendiri sejauh mungkin, dia akan pergi menemui Yukino…

Hotarubi no Mori E (2011)

Seorang gadis bernama Takegawa Hotaru menceritakan kisahnya pertama kali bertamu dengan pria yang dia cintai. Saat itu, dia berumur 6 tahun dan tengah liburan musim panas di rumah pamannya yang ada di desa. Suatu hari, dia kesasar di hutan dan tidak tau jalan pulang. Ketika itulah dia bertemu dengan Gin, seorang lelaki yang selalu memakai topeng. Gin inilah yang menunjukkan jalan pulang pada Hotaru.

Gin mengatakan kalau dia bukanlah manusia tetapi roh hutan. Bukannya takut, Hotaru justru senang karena dia benar-benar bisa melihat roh di hutan yang katanya adalah tempat tinggalnya para ruh dan dewa gunung. Selama ini dia hanya mendengar cerita dari pamannya. Hanya saja, satu hal yang tidak boleh dilakukan oleh Hotaru yaitu menyentuh Gin, karena jika Gin disentuh oleh manusia maka dia akan sepenuhnya menghilang. Hotaru mengerti dan berjanji tidak akan menyentuh Gin.Besoknya, Hotaru kembali ke hutan untuk menemui Gin yang ternyata juga menunggunya di hutan. Gin mengajak Hotaru untuk keliling hutan dan menikmati keindahan alamnya. Terkadang Hotaru bertemu dengan roh lain yang merupakan teman Gin dan mereka mengingatkan Hotaru untuk tidak menyentuh Gin.Hari demi hari berlalu dengan cepat, musim panaspun berakhir. Hotaru berjanji akan datang lagi ke hutan untuk menemui Gin pada tahun berikutnya. Satu tahun berlalu, sesuai janjinya, Hotaru kembali ke hutan dan bertemu dengan Gin. Mereka kembali bermain dan mengelilingi hutan.Suatu saat, Hotaru yang penasaran lalu membuka topeng Gin yang tengah tertidur. Hotaru kaget karena ternyata Gin memiliki wajah yang normal-normal saja, bahkan terlihat tampan. Lalu, kenapa Gin tidak melepas saja topengnya?

Gin mengatakan kalau dia memakai topeng adalah untuk menandakan bahwa dia adalah roh dan bukan seorang anak manusia biasa. Musim panas kembali berakhir. Hotaru dan Gin berjanji untuk bertemu kembali di musim panas berikutnya. Begitulah tahun demi tahun. Hotaru selalu datang ke hutan untuk bertemu Gin.Tanpa disadari, Hotaru terus beranjak remaja dan bahkan memperlihatkan setiap seragam barunya kepada Gin, mulai dari seragam SMP hingga SMA. Namun, Gin tidak terlihat semakin tua sedikitpun. Dia masih sama seperti mereka pertama kali bertemu. Hotaru mulai berpikir, dengan begitu bukankah suatu saat dia akan tua sementara Gin akan selalu muda?

Pada suatu musim panas, Hotaru yang berada di bangku SMA mengatakan kepada Gin bahwa dia sudah tidak sabar untuk lulus dan mencari pekerjaan di desa tersebut. Dengan begitu, mereka akan lebih sering bertemu, tidak hanya pada liburan musim panas, tetapi musim gugur, musim dingin, hingga musim semi sekalipun. Saat hendak pulang ke kota, Hotaru memberikan syal kepada Gin karena dia dengar para roh akan membeku selama musim dingin. Dengan syal itu, maka Gin akan sedikit merasa hangat saat musim dingin tiba.Di rumahnya, Hotaru selalu berpikir tentang Gin dan tidak sabar menunggu musim panas berikutnya. Selain itu, keinginan lain yang mulai tidak bisa dibendung adalah keinginannya untuk menyentuh Gin. Ini adalah keinginan terbesarnya yang mungkin tidak akan bisa dia wujudkan.

Musim panaspun tiba. Hotaru kembali ke hutan dan bertemu lagi dengan Gin di hutan. Gin menceritakan tentang siapa dia sebenarnya-bahwa dia adalah hantu. Dulu, dia adalah seorang bayi manusia. Orang tuanya membuangnya ke hutan dan meninggalkannya sendirian disana. Saat itulah para roh merawatnya dan dewa gunung memberinya mantra untuk tetap hidup di hutan. Jika seorang manusia menyentuhnya, maka mantra tersebut akan hancur dan diapun akan menghilang. Bisa dibilang, dia adalah hantu meski dulunya pernah menjadi manusia.  Keesokan harinya, Gin mengajak Hotaru pergi melihat festival para roh. Hotaru penasaran sekaligus takut, karena pastinya yang ada di festival adalah para roh semua. Gin tersenyum dan mengatakan kalau festival roh hampir mirip dengan festival manusia dan lagian Gin akan melindungi Hotaru sepenuhnya.Malamnya, merekapun pergi ke festival para roh dengan menggunakan Yukata. Hotaru tidak menyangka, ternyata festival roh ini mirip sekali dengan festivalnya para manusia. Ini karena para roh menyamar menjadi manusia saat festival tersebut. Gin bercerita, bahkan manusiapun ada yang ikut festival roh tapi mereka tidak sadar kalau sebenarnya itu adalah festival roh. Hotaru teringat dengan cerita pamannya kalau ada seorang yang melihat festival misterius di hutan.   

Pulangnya, Gin membuka topengnya dan memasangnya di wajah Hotaru. Gin lalu mencium Hotaru namun hanya dibalik topeng, karena jika tidak tentu saja Gin akan lenyap. Ini adalah scene yang cukup memilukan karena di sepanjang hubungan mereka dari si Hotaru masih kecil hingga dia dewasa dan saling jatuh cinta, mereka tidak pernah bersentuhan, meskipun itu hanya sekedar berpegangan tangan.Di saat momen yang mengharukan itu, tiba-tiba seorang anak kecil yang berlari disamping mereka terjatuh. Spontan, Gin langsung membantunya berdiri. Tapi tidak beberapa lama kemudian, tangan Gin mengeluarkan cahaya dan berangsur-angsur menghilang. Ternyata anak kecil yang dibantu Gin tadi adalah anak manusia. Hotaru tampak panik.Gin tersenyum dan membentangkan tangannya, “Kemarilah Hotaru, akhirnya aku bisa menyentuhmu.”

Hotaru dengan cepat berlari dan langsung memeluk Gin. Ini adalah momen paling ditunggu oleh mereka berdua, namun, apakah mereka seharusnya bahagia atau bersedih?Hotaru memeluk Gin dengan sangat erat hingga akhirnya Gin menghilang. Tidak ada yang tersisa selain baju Gin yang tergeletak di tanah dan cahaya kunang-kunang yang bertebaran memenuhi hutan.

Hotaru memeluk topeng itu dengan rasa sakit.

Quotes:↓↓↓

Aku mungkin takkan lagi menantikan musim panas untuk kedepannya. Hatiku masih sakit. air mataku mungkin saja berlinang, tapi..kehangatan di tanganku dan kenangan musim panas ini akan tetap tinggal di hatiku.

Saat jauh darimu, meski aku berada dalam keramaian sekalipun, aku pasti kesepian bila tidak ada kamu

Sinopsis film Ip Man 1 (2008)

Pada tahun 1930an, Foshan adalah pusat seni bela diri Cina Selatan, di mana berbagai sekolah secara aktif merekrut murid dan saling bersaing satu sama lain. Meskipun master Wing Chun Ip Man (Donnie Yen) adalah seniman bela diri paling terampil di Foshan, dia sederhana dan tetap low profile. Sebagai orang kaya mandiri, dia merasa tidak perlu menerima murid apapun dan malah menghabiskan hari-harinya untuk berlatih, bertemu dengan teman, dan menghabiskan waktu bersama keluarganya. Namun, istrinya sering membenci saat ia menghabiskan waktu melatih dan mendiskusikan seni bela diri dengan teman dan kolega. Meskipun bukan seniman bela diri profesional, Ip dihormati di Foshan karena kemampuan yang dia tampilkan dalam kompetisi pintu tertutup yang bersahabat dengan guru lokal. Reputasi Ip semakin meningkat saat dia mengalahkan master bela diri China Utara yang agresif, kasar, dan terampil, Jin Shanzhao (Fan Siu-Wong), yang dengan demikian menjunjung tinggi kebanggaan regional penata selatan dan lainnya di Foshan.

Invasi Jepang pada tahun 1937 berdampak buruk bagi kehidupan semua orang di Foshan. Rumah Ip diklaim oleh penjajah Jepang dan digunakan sebagai markas tentara Jepang di Foshan. Ip dan keluarganya kehilangan kekayaan mereka dan terpaksa pindah ke apartemen sederhana. Putus asa untuk menunjang keluarganya, Ip bekerja di tambang batu bara. Jenderal Jepang Miura (Hiroyuki Ikeuchi), seorang guru Karate, mendirikan sebuah arena di mana seniman bela diri China bersaing dengan trainee militernya. Li Zhao (Lam Ka-Tung), mantan perwira polisi dan kenalan Ip, sekarang bekerja sebagai penerjemah untuk orang Jepang. Dia menawarkan para seniman bela diri yang bekerja di tambang batu bara tersebut untuk mendapatkan sekantong beras untuk setiap pertandingan yang mereka menangkan. Ip pada awalnya menolak untuk berpartisipasi dalam pertandingan. Namun, saat temannya Lin ambil bagian dalam sebuah pertandingan dan tidak kembali, Ip setuju untuk bertarung agar bisa menemukan temannya. Ip melihat rekan praktisi bela diri Foshan Liu mengalahkan satu karateka, tapi kemudian bersikeras untuk kembali bertarung melawan tiga orang karateka Jepang karena ingin mendapatkan hadiah lebih dan kalah. Ketika Liu mencoba mengumpulkan tas beras pemenang dari pertandingan pertama, ajudan Miura Kolonel Sato (Shibuya Tenma) menembak dan membunuhnya.

Ip tahu bahwa Lin dipukuli dan dibunuh oleh orang Jepang pada pertarungan sebelumnya. Hampir tidak mampu menahan kemarahannya, Ip menantang untuk bertarung melawan sepuluh karateka sekaligus. Meskipun belum mempraktekkan Wing Chun sejak Jepang menduduki kota mereka (untuk menghemat energi dan dengan demikian makanan untuk keluarganya), dia tanpa ampun mengalahkan mereka semua dengan serangan yang brutal dan efektif. Keahliannya membangkitkan ketertarikan Jenderal Miura, yang ingin belajar lebih banyak tentang Ip dan menyaksikannya bertarung lagi.

Ip kemudian mengunjungi temannya Chow Ching-chuen, yang memiliki dan menjalankan pabrik kapas di Foshan. Chow mengatakan kepada Ip bahwa geng bandit yang dipimpin oleh Jin Shanzhao mencoba memeras uang dari mereka. atas bujukan temannya, Ip akhirnya setuju untuk mengajar melatih Wing Chun untuk membela diri kepada para pekerja .

Ketika Ip tidak pernah kembali lagi ke arena, Miura menjadi tidak sabar dan mengirim Kolonel Sato yang sadis beserta beberapa tentara untuk menemukan Ip Man. Sato melihat istri Ip dan bergerak ke arahnya. Ip membela istrinya dan melumpuhkan ketiga tentara tersebut. Mereka melarikan diri dari apartemen mereka dan mengambil sebuah kamar di keluarga Li Zhao. Ketika bandit kembali ke pabrik kapas, para pekerja melawan dengan menggunakan teknik yang diajarkan Ip kepada mereka. Ip sendiri tiba di tengah pertempuran. Dia mengalahkan banyak perampok dan secara pribadi mengalahkan Jin Shanzhao, mempermalukannya, dan memperingatkannya agar tidak memeras para pekerja lagi.

Tentara Jepang akhirnya menemukan Ip di pabrik kapas. Ip memberitahu Chow untuk membawa istri dan anaknya pergi untuk perlindungan. Miura mengatakan kepada Ip bahwa hidupnya akan terhindar jika dia setuju untuk mengajarkan tentara Jepang dalam seni bela diri Wing chun. Ip menolak dan menantang Miura untuk sebuah pertandingan, yang diterima Miura, baik karena cintanya pada seni bela diri dan karena menolak tantangan itu akan menjadi penghinaan terhadap orang Jepang. Pertandingan antara Ip dan Miura diadakan di depan umum di alun-alun Foshan. Sato mengatakan kepada Ip bahwa hidupnya akan selamat jika dia sengaja mengalah.

Pada awalnya, kedua petarung itu tampak sama-sama imbang, tapi Miura segera mendapati dirinya tidak mampu menembus pertahanan Ip dan terbebani oleh pukulan Ip yang tak kenal ampun dan efektif. Karena tidak bisa membela diri, Ip dengan mudah menggunakan dia seperti boneka kayu, menimbulkan pukulan keras padanya.

Saat Jendral Miura yang dipukuli jatuh ke lantai, Ip menatap kerumunan orang Cina yang bersorak-sorai dan melihat istri dan anaknya bersama Chow. Marah karea kekalahan didepan umum, Sato menembak Ip di bahu, memicu kerumunan orang Tionghoa yang menguasai tentara Jepang. Selama perkelahian itu, Li Zhao membunuh Sato dengan pistol Sato sendiri. Ip diambil di tengah kekacauan. Ip selamat dan melarikan diri bersama keluarganya ke Hong Kong dengan bantuan Chow Ching-chuen. Di sana, Ip mendirikan sebuah sekolah Wing Chun, di mana murid-muridnya datang untuk belajar seni bela diri darinya, termasuk Bruce Lee.

Sinopsis Sherlock Holmes “A Study in Scarlet”

Novel ini berkisahkan tentang seorang pensiunan dokter Angkatan Darat yang bertemu dengan seorang konsultan detektif. Tokoh-tokoh novel ini diantaranya adalah Dr. John Watson dan Sherlock Holmes sebagai pemeran utama, Stamford sebagai teman dokter Watson, Lestrade dan Gregson sebagai detektif, Enoch J. Drebber dan Joseph Stangerson sebagai korban pembunuhan misterius, dan Jefferson Hope sebagai Tersangka pembunuhan tersebut. Berikut sinopsisnya.
Dr. Watson adalah seorang pensiunan dokter militer. Sekarang ia sudah dibebas tugaskan karena saat berada di medan perang Afghanistan, bahunya tertembak dan dibawa oleh tim penyelamat ke rumah sakit militer di Peshawar (dekat perbatasan Afghanistan dan Pakistan). Disana kondisinya membaik, tetapi, beberapa waktu kemudian ia malah terkena demam tifus yang membuat kondisinya makin parah. Setelah sembuh ia begitu lemah dan kurus. Karena kondisi kesehatannya yang buruk, akhirnya dia diberikan liburan selama sembilan bulan agar kondisinya bisa pulih. Dr. Watson dipulangkan ke Inggris, dan dia memilih berada di kota London, Namun ia tidak mempunyai saudara ataupun kerabat disana. Awalnya dia hidup cukup mewah, tetapi mengingat kondisi keuangannya yang memburuk, ia memutuskan untuk mengubah gaya hidupnya dan ingin tinggal di pedesaan.
Setelah itu ia pergi dari kehidupan mewah nya itu dan pergi ke sebuah bar. Disana ia bertemu dengan Stamford, mantan asisten dokternya, tanpa sengaja. Dr. Watson pun mengobrol dan menceritakan apa yang terjadi padanya.
Awal mula pertemuan Watson dengan Holmes, dikejutkan dengan pengetahuan Holmes akan banyak hal. Nyentrik. Jenius. Tapi lemah pula dalam banyak hal, terutama tentang hal-hal yang menurut Holmes tidak penting untuk disimpan di memorinya, misalnya tentang sastra dan filsafat. Gaya bicara Holmes juga sombong. Tapi minatnya akan permainan biola sangat tinggi. Walau begitu Watson tetap memutuskan untuk bersedia tinggal dengan Holmes di Baker Street No. 221B.
Awalnya Watson berpikir bahwa, seperti dirinya, Holmes tidak memiliki teman. Namun, nyatanya belakangan ini ada banyak orang datang ke apartemen mereka. Orang-orang tersebut adalah klien Holmes. Tidak lama berselang akhirnya Holmes mengakui apa pekerjaannya sebenarnya, yaitu seorang detektif konsultan, tempat dimana para detektif pemerintah maupun swasta melakukan konsultasi tentang kasus yang mereka tangani tapi belum dapat mereka pecahkan.
Suatu ketika Holmes mendapatkan surat dari Tobias Gregson, seorang detektif kepolisian. Di dalam surat itu, dia meminta pendapat kepada Holmes tentang sebuah kasus aneh yang sedang ditanganinya. Gregson sedang menyelidiki kejadian ditemukannya mayat seorang laki-laki yang di dalam saku pakaiannya ditemukan kartu nama bertuliskan “Enoch, J. Drebber, Claveland, Ohio, AS”. Tidak ada perampokan, tidak ada luka pada tubuh korban, tapi ditemukan jejak darah di ruangannya. Sebuah kata “RACHE” ditulis di dinding dengan darah dan ditemukan cincin saat korban hendak di bawa ke rumah sakit untuk di otopsi.
Holmes dan Watson lalu meninggalkan TKP. Mereka lalu menuju ke rumah John Rance, polisi yang bertugas pada saat kejadian. Ia mengatakan pada saat sekitar terjadinya pembunuhan, ia bertemu dengan seorang yang sedang mabuk. Holmes meyakini bahwa orang mabuk itulah pelakunya. Ia pura-pura mabuk agar tak dicurigai.
Lalu Holmes berpikir kasus ini ada hubungannya dengan cincin yang di temukan Holmes di tubuh korban saat hendak dibawa ke rumah sakit. Lalu Holmes memasang iklan di koran tentang ditemukannya sebuah cincin yang hilang. Kemudian seseorang datang ke Baker Street dan meminta cincin itu kembali. Holmes lalu mengembalikannya dan mengikuti orang itu. Ia naik sebuah kereta kuda. Holmes mengikutinya dengan naik di belakang kereta. Tapi setelah sampai di tujuan orang tersebut menghilang. Lalu Holmes kembali ke apartemennya dengan wajah muram dan kecewa.
Keesokan harinya kasus tersebut bertambah rumit dengan datangnya Lestrade membawa berita tentang terbunuhnya Joseph Stangerson. Tapi bagi Holmes ini merupakan sebuah petunjuk yang mungkin dapat memecahkan misteri pada kasus ini. Holmes juga telah menduganya. Di sana ditemukan pula dua buah pil yang mirip. Setelah dicoba pada seekor anjing satu pil ternyata berisi racun dan satunya tidak.
Dia telah melakukan pencarian dengan bantuan anak-anak jalanan London. Mereka datang ke 221B Baker Street dan memanggil sebuah kereta bersama kusirnya. Tentu saja Gregson dan Lestrade heran dan mengira Holmes malah akan kabur. Tetapi ternyata, kusir tersebutlah pelakunya. Kusir tersebut bernama Jefferson Hope.
Dan pada akhirnya Jefferson Hope ditangkap dan akan diadili oleh pihak kehakiman seminggu kemudian. Lalu Holmes bertanya kepada Jefferson mengapa ia membunuh Drebber dan Stangerson. Setelah itu ia menjawab dan ternyata ia mempunyai dendam kepada dua orang tersebut selama dua puluh tahun. Setelah ia ditangkap pada malamnya, di pagi harinya ia ditemukan tewas di sel nya karena ia mengidap penyakit Aneurisma aorta.Yaitu palebaran aorta yang berpotensi menyebabkan pecahnya pembuluh aorta. Ia ditemukan tewas dengan ekspresi bahagia karena telah memenuhi dendam nya selama dua puluh tahun.

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai